BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika islam mulai
memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangan. Kebangkitan itu
bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan
kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya. Tetapi terutama dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi itu;ah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan
Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam Spanyol. Pada periode
klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya.
Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting,
menyaingi Baghdad di timur. Ketika itu orang-orang Eropa kristen benyak belajar
di perguruan-perguruan tinggi Islam disana. Islam menjadi guru bagi orang
Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para
sejarawan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana masa kekhalifahan Bani
Umayyah di Spanyol ?
2.
Faktor-faktor pendukung kekhalifahan
Bani Umayyah di Spanyol ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kekhalifahan
Bani Umayyah Di Spanyol
Spanyol diduduki umat Islam pada
zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah
yang berpusat di Damaskus. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga
pahlawan islam yang paling berjasa memipin satuan-satuan pasukan kesana. Mereka
adalah Tharif Ibn Mali, Thariq Ibn Ziyad, dan Musa Ibn Nushair. Tharif
menyebrangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa dengan satu
pasukan perang, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakam oleh julian.
Tak ada perlawanan berarti, ia menang dan kembali ke Afrika dengan membawa
harta rampasan. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam
kerajaan Visigothic, serta dorongan dari Musa Ibn Nushair yang mengirimkan
pasukan sebanyak 7000 orang dibawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad pada tahun 711 M.[1]
Berikut urutan penguasa Daulat Umayah di Spanyol, diantaranya :
1.
Abdurrahman I (756-788)
2.
Hisyam I (788-796)
3.
Hakkam I (796-822)
4.
Abdurrahman II (822-852)
5.
Muhammad I (852-886)
6.
Al-Munzir ibn Muhammad (886-888)
7.
Abdullah ibn Muhammad (888-912)
8.
Abdurrahman III (912-961)
9.
Hakkam II/Al-Mustanshir (961-976)
10. Hisyam II/Al-Muayyad (976-1009)
11. Muhammad II Al-Mahdi (1009-1010)
12. Sulaiman Al-musta’in (1010)
13. Muhammad II Al-Mahdi (1010)
14. Hisyam II Al-Muayyad (1010-1016)
15. Sulaiman Al-musta’in (1016)
16. Abdurrahman IV Al-Murtadha (1016-1023)
17. Abdurrahman V Al-Mustazhir (1023)
18. Muhammad III Al-Mustakfi (1023-1027)
19.
Hisyam III Al-Muktadi (1027-1031) [2]
Abdurrahman
I mulai menata pemerintahannya setelah memproklamirkan berdirinya pemerintahan
baru, Dinasti Umayyah. Abdurrahman I tidak menggunakan gelar Khalifah tetapi
menggunakan gelar Amir. Gelar khalifah pertama kali digunakan oleh Abdurrahman
Al-Nashir (Abdurrahman III) bersamaan dengan meninggalnya khalifah Al-Muqtadir
di Baghdad. Abdurrahman III memproklamirkan dirinya sebagai khalifah Umayyah
dan Amir Al-Mu’minin. Ia menggunakan gelar Al-Nashir dibelakang namanya,
mengikuti dua khalifah pendahulunya.
Ketika itu, Andalusia belum stabil.
Perselisihan itu terjadi antara suku Bradar dengan suku Arab. Didalam suku arab
sendiri juga terjadi perselisihan yaitu antara suku Qaisy dan suku Yamani perselisihan
itu membuat masyarakat dari kehidupan polotik belum stabil. Hal ini juga
ditambah dengan gangguan dari golongan Kristen yang terus berlangsung.
Al-Mustanshir menggantikan ayahnya Al-Nashir
setelah meninggal. Setelah Al-Mustanshir meninggal, selanjutnya diangkatlah
putranya yang bernama Hisyam II yang berusia 10 tahun menjadi khalifah dengan
gelar Al-Muayyad. Muhammad ibn Abi Amir Al-Qahthani yang diangkat sebagai Hakim
Agung dimasa akhir kekhalifahan Al-Mustanshir mengambil alih seluruh kekuasaan
dan menempatkan khalifah dibawah pengaruhnya . ia memakai gelar Al-Malik
Al-Manshur Billah atau Hajib Al-Manshur yang memegang jabatan tahun 976-1003 M.
Selanjutnya ia menyingkirkan beberapa petinggi dan pemuka Umayyah yang
berpengaruh. Ia juga membentuk polisi rahasia dan membubarkan tentara khalifah
. kemudian ia digantikan oleh Abd Al-Malik ibn Muhammad dengan gelar Al-Malik
Al-Mudhaffar. Dinasti Umayyah mengalami kemerosotan setelah Al-Mudhaffar
diganti oleh Abd Al-Rahman ibn Muhammad yang bergelar Al-Malik Al-Nashir
lidnillah.[3]
B.
Faktor-Faktor Pendukung
Kekhalifahan Bani Umayyah Di Spanyol
Faktor kemenangan-kemenangan umat
islam dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor yang terdapat didalam Negeri
Spanyol itu sendiri. Pada masa penaklukaknk Spanyol oleh orang-orang Islam,
kondisi sosial, politik, dan ekonomoi negeri ini berada dalam keadaan
menydihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi
kedalam beberapa negeri kecil. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi
masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol ekonomi masyarakat dalam keadaan
lumpuh. Tetapi, setelah Spanyol berada dibawah kekuasaan kerajaan Goth,
perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Buruknya kondisi
sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan
politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja
Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam.
Adapun yang
dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh
penguasa, tokoh-tokoh pejuang, dan para prajurit Islam yang terlibat dalam
penaklukam wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh yang
kuat, tentara yang kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap,
berani dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya
Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara
Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin
itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam disana.[4]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berkuasa tahun 756-1031 M di Spanyol
(Andalusia dan kordoba). Didirikan oleh Abdurrahman ibn Marwan. Sebelumnya,
Spanyol sudah ditaklukan oleh tiga pahlawan yaitu Tharif Ibn Mali, Thariq Ibn
Ziyad, dan Musa Ibn Nushair. Spanyol dan kota-kota penting lainnya jatuh ke
tangan umat Islam. Sejak saat itu secara politik, Spanyol berada dibawah
kekuasaan khalifah Bani Umayyah. Untuk bisa memimpin wilayah tersebut,
pemerintah pusat yang berada di Damaskus mengangkat seorang wali/gubernur.
Dartar Pustaka
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali
Pers: 2008)
Khoiriyah, Sejarah Islam (Yogyakarta: Teras: 2012)
Syaefudin, Dinamika Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu: 2013)
[1] Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers: 2008) Hlm 87-89
[2] Machfud
Syaefudin, Dinamika Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu: 2013)
Hlm 61
[3]Khoiriyah, Sejarah
Islam (Yogyakarta: Teras: 2012) Hlm 123-124
[4] Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers: 2008) Hlm 91-93
0 comments:
Post a Comment