Friday, 13 October 2017

Makalah Masa Kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangan. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya. Tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi itu;ah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam Spanyol. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya.
Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad di timur. Ketika itu orang-orang Eropa kristen benyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam disana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana masa kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol ?
2.      Faktor-faktor pendukung kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol ?

 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kekhalifahan Bani Umayyah Di Spanyol
            Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan islam yang paling berjasa memipin satuan-satuan pasukan kesana. Mereka adalah Tharif Ibn Mali, Thariq Ibn Ziyad, dan Musa Ibn Nushair. Tharif menyebrangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa dengan satu pasukan perang, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakam oleh julian. Tak ada perlawanan berarti, ia menang dan kembali ke Afrika dengan membawa harta rampasan. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam kerajaan Visigothic, serta dorongan dari Musa Ibn Nushair yang mengirimkan pasukan sebanyak 7000 orang dibawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad pada tahun 711 M.[1]        
                                                                          
Berikut urutan penguasa Daulat Umayah di Spanyol, diantaranya :
1.      Abdurrahman I (756-788)
2.      Hisyam I (788-796)
3.      Hakkam I (796-822)
4.      Abdurrahman II (822-852)
5.      Muhammad I (852-886)
6.      Al-Munzir ibn Muhammad (886-888)
7.      Abdullah ibn Muhammad (888-912)
8.      Abdurrahman III (912-961)
9.      Hakkam II/Al-Mustanshir (961-976)
10.  Hisyam II/Al-Muayyad (976-1009)
11.  Muhammad II Al-Mahdi (1009-1010)
12.  Sulaiman Al-musta’in (1010)
13.  Muhammad II Al-Mahdi (1010)
14.  Hisyam II Al-Muayyad (1010-1016)
15.  Sulaiman Al-musta’in (1016)
16.  Abdurrahman IV Al-Murtadha (1016-1023)
17.  Abdurrahman V Al-Mustazhir (1023)
18.  Muhammad III Al-Mustakfi (1023-1027)
19.  Hisyam III Al-Muktadi (1027-1031) [2]
           Abdurrahman I mulai menata pemerintahannya setelah memproklamirkan berdirinya pemerintahan baru, Dinasti Umayyah. Abdurrahman I tidak menggunakan gelar Khalifah tetapi menggunakan gelar Amir. Gelar khalifah pertama kali digunakan oleh Abdurrahman Al-Nashir (Abdurrahman III) bersamaan dengan meninggalnya khalifah Al-Muqtadir di Baghdad. Abdurrahman III memproklamirkan dirinya sebagai khalifah Umayyah dan Amir Al-Mu’minin. Ia menggunakan gelar Al-Nashir dibelakang namanya, mengikuti dua khalifah pendahulunya.
            Ketika itu, Andalusia belum stabil. Perselisihan itu terjadi antara suku Bradar dengan suku Arab. Didalam suku arab sendiri juga terjadi perselisihan yaitu antara suku Qaisy dan suku Yamani perselisihan itu membuat masyarakat dari kehidupan polotik belum stabil. Hal ini juga ditambah dengan gangguan dari golongan Kristen yang terus berlangsung.
            Al-Mustanshir menggantikan ayahnya Al-Nashir setelah meninggal. Setelah Al-Mustanshir meninggal, selanjutnya diangkatlah putranya yang bernama Hisyam II yang berusia 10 tahun menjadi khalifah dengan gelar Al-Muayyad. Muhammad ibn Abi Amir Al-Qahthani yang diangkat sebagai Hakim Agung dimasa akhir kekhalifahan Al-Mustanshir mengambil alih seluruh kekuasaan dan menempatkan khalifah dibawah pengaruhnya . ia memakai gelar Al-Malik Al-Manshur Billah atau Hajib Al-Manshur yang memegang jabatan tahun 976-1003 M. Selanjutnya ia menyingkirkan beberapa petinggi dan pemuka Umayyah yang berpengaruh. Ia juga membentuk polisi rahasia dan membubarkan tentara khalifah . kemudian ia digantikan oleh Abd Al-Malik ibn Muhammad dengan gelar Al-Malik Al-Mudhaffar. Dinasti Umayyah mengalami kemerosotan setelah Al-Mudhaffar diganti oleh Abd Al-Rahman ibn Muhammad yang bergelar Al-Malik Al-Nashir lidnillah.[3]

B.     Faktor-Faktor Pendukung Kekhalifahan Bani Umayyah Di Spanyol
           Faktor kemenangan-kemenangan umat islam dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor yang terdapat didalam Negeri Spanyol itu sendiri. Pada masa penaklukaknk Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomoi negeri ini berada dalam keadaan menydihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi kedalam beberapa negeri kecil. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Tetapi, setelah Spanyol berada dibawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam.
          Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang, dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukam wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh yang kuat, tentara yang kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam disana.[4]



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
           Berkuasa tahun 756-1031 M di Spanyol (Andalusia dan kordoba). Didirikan oleh Abdurrahman ibn Marwan. Sebelumnya, Spanyol sudah ditaklukan oleh tiga pahlawan yaitu Tharif Ibn Mali, Thariq Ibn Ziyad, dan Musa Ibn Nushair. Spanyol dan kota-kota penting lainnya jatuh ke tangan umat Islam. Sejak saat itu secara politik, Spanyol berada dibawah kekuasaan khalifah Bani Umayyah. Untuk bisa memimpin wilayah tersebut, pemerintah pusat yang berada di Damaskus mengangkat seorang wali/gubernur.

Dartar Pustaka
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers: 2008)
Khoiriyah, Sejarah Islam (Yogyakarta: Teras: 2012)
Syaefudin, Dinamika Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu: 2013)


[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers: 2008) Hlm 87-89
[2] Machfud Syaefudin, Dinamika Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu: 2013) Hlm 61
[3]Khoiriyah, Sejarah Islam (Yogyakarta: Teras: 2012) Hlm 123-124
[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers: 2008) Hlm 91-93

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

kumpulan makalah afif

Popular Posts

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Kumpulan Artikel dan Makalah Belajar Lebih Dalam Tentang Islam | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com