Saturday 21 October 2017

Jurnal Keutamaan dan Hikmah Zikir

KEUTAMAAN ZIKIR
Moh. Sholeh Afif
(Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang)

Abstract: This article discusses the notion of zikr, the kinds of remembrance, the virtue of zikr and the wisdom of remembrance. Zikir is remembrance of Allah with the aim of getting closer to Allah SWT. One way is to pronounce with oral or heart sentences that are good for Allah. Zikir is highly recommended by the apostle because it has many virtues and wisdom, one of the wisdom is to get closer to Allah so that he will avoid bad deeds, and will always carry out his orders and stay away from any restrictions.
Keywords: Zikir, Prayer, Tasawuf, Sholehafif, Asma’ul Husna.
Abstrak: Artikel ini membahas tentang pengertian zikir, macam-macam zikir, keutamaan zikir dan hikmah zikir. Zikir adalah mengingat Allah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Salah satu caranya yaitu dengan mengucapkan dengan lisan atau hati kalimat-kalimat yang baik bagi Allah. Zikir sangat dianjurkan oleh rasul karena mempunyai banyak keutamaan dan hikmah, salah satu hikmahnya ialah dapat mendekatkan diri kepada Allah sehingga ia akan terhindar dari perbuatan tidak baik, dan akan selalu melaksanakan perintahnya serta menjauhi segala larangannya.
Kata-kata Kunci: Zikir, Do’a, Tasawuf, Sholehafif, Asma’ul Husna.

A.    Pendahuluan
Kata "zikir" menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan zikir menurut pengertia syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.Seperti firman Allah sbb: "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab : 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidak sesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC.
Peranan zikir dan do’a dalam kehidupan umat beragama Islam sangat penting. Berdzikir dan berdo’a dimaksudkan sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah SWT. Berdzikir tidaklah sekedar melafalkan wirid-wirid, demikian juga dengan berdo’a tidaklah sekedar mengaminkan do’a yang dibaca oleh imam. Karena esensi dzikir dan do’a adalah menghayati apa yang kita ucapkan dan apa yang kita hajati. Zikir juga meliputi Do’a dan sembahyang (shalat) yang merupakan satu pengertian bentuk komunikasi antara manusia dengan Tuhannya. Zikir  merupakan  ibadah verbal ritual, yang tidak terikat dengan waktu, tempat atau keadaan, dan jika manusia menyibukan diri untuk melakukannya, zikir menghasilkan pengetahuan dan penglihatan dalam dirinya, karena zikir dalam konteks dasarnya masuk dalam kategori verbal. Ia mencakup semua kata sederhana atau gabungan yang mengandung nama Tuhan, baik secara eksplisit ataupun implisit.[1]

B.     Pengertian Zikir
Zikir berasal dari kata ذكر-يذكر-ذكرا, yang artinya menyebut, mengingat, memerhatikan, menuturkan, menjaga, mengambil pelajaran, mengenal, dan mengerti. Kata Zikir pada mulanya memiliki arti “mengucapkan dengan lidah atau menyebut sesuatu. Maka ini kemudian berkembang menjadi mengingat”. Karena mengingat sesuatu sering kali mengantar lidah menyebutnya. Demikian juga menyebut menyebut dengan lidah dapat mengantarkan hati untuk mengingat lebih banyak lagi apa yang harus disebut-sebut itu, disebut sifat, perbuatan, atau peristiwa yang berkaitan dengannya.
Dzikrullah dapat mencakup penyebutan nama Allah atau ingatan menyangkut sifat-sifat atau perbuatan Allah, surga atau neraka-Nya, rahmat dan siksa-Nya, perintah dan larangan-Nya, wahyu dan segala yang dikaitkan dengan-Nya. Biasanya perilaku Zikir diperlakukan orang hanya dalam bentuk renungan, yang sebenarnya Zikir itu bersifat implementatifdalam variasi yang aktif dan kreatif.
Berikut adalah ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan sebagai sebagai dalil disyariatkannya Zikir:
فَاذْكُرُوْنِيْ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْالِيْ وَلَاتَكْفُرُوْنِ
”Karena itu, ingatkah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (QS Al-Baqarah:152).[2]

C.    Macam-macam Zikir
Zikir terbagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut :
a.       Zikir lisany (zikir lidah) yaitu menyebut nama Allah dengan lidah, bunyinya berupa kalimat subhanallah, alhamdulillah, shalawat, istighfar dan asma’ul husna. Zikir ini ada yang menyebut zikir Syari’at, dan zikir ini poin pahalanya paling rendah dibandingkan dengan macan zikir yang lain.
b.      Zikir Qalby (zikir hati) yaitu menyebut nama Allah dengan hati kalimat tasbih, tahil, takbir, tahmid, taqdis, hauqolah, tarji’, istighfar. Zikir jenis ini poin pahalanya lebih banyak 70kali lipatatu lebih dibandingkan zikir lisan, karena zikir qalby tidak diketahui oleh orang lain sehingga keikhlasannya dapat lebih terjaga. Zikir ini juga disebut zikir tarikat (jalan untuk mencapai tingakatan zikir berikutnya).
c.       Zikir Aqly (zikir pikir) yaitu memikirkan arti, makna, dan maksud, yang terkandung dalam kalimat-kalimat zikir. Zikir ini disebut juga tafakur (memikirkan) dan tadabur (merenungkan) yaitu merenungkan keesaan dan kekuasaan Allah sebagaimana yang tersurat dalam kalimat zikir yang diucapkan.
d.      Zikir Ruhy (zikir roh) yaitu kembalinya roh terhadap fitrah atau asal kejadiannya saat berada dalam arwah, menyaksikan dan membuktikan wujudnya Tuhan secara langsung tanpa perantara. Zikir ini disebut juga zikir makrifat, dan ini tingkatan zikir tertinggi.[3]

D.    Keutamaan dan Hikmah Zikir
Zikir disamping sebagai sarana penghubung dengan sang khalik (pencipta) juga mengandung nilai dan daya guna yang tinggi. Ada banyak keutamaan dan hikmah yang terkandung dalam zikir.
Dari abu Hurairah ra. Berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya dan disenangi oleh Allah Swt yaitu : Subhanallah wa bihamdihi sybhanallahal azhim (Maha suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha suci Allah Yang Maha agung).”’ (HR. Muttafaq Alaih).[4]
Hikmah zikir antara lain:
a.       Berzikir kepada Allah akan menimbulkan perasaan dekat kepada Allah dan merasa berada dalam perlindungan dan penjagaannya, juga dapat menghilangkan rasa cemas, takut, was-was dan putus asa.
b.      Berzikir kepada Allah akan meningkatkan keyakinan kepada kebesaran dan kemahakuasaan-Nya, tidak ada yang lebih berkuasa dalam kehidupan kecuali Allah, maka dengan sendirinya hilanglah perasaan sombong, angkuh, dan takabur terhadap sesama manusia.
c.       Berzikir kepada Allah akan menimbulkan perasaan ikhlas dan ridha kepada Allah, sehingga hilanglah perasaan iri hati, dendam, dan dengki.
d.      Berzikir kepada Allah akan merasakan kenikmatan dan kenyamanan dalam diri seseorang, sehingga membuatnya memandang ringan segala macam kelezatan duniawi yang sejatinya bersifat fana’.
e.       Banyak berzikir (mengingat Allah) berarti seseorang merasakan, bahwa Allah juga mengingatnya, sehingga timbul perasaan kagum dan cinta kepada Allah melebihi segalanya. Karena dekat dengan Allah maka dipermudahlah dalam segala urusannya.
f.        Banyak berzikir (mengingat Allah) berarti banyak mengenang/menghayati kekuatan-kekuatan yang dimiliki Allah, sehingga timbul perasaan takut untuk melakukan perbuatan yang menimbulkan dosa dan akan melakukan segala kebaikan yang diperintahkan Allah serta menghindarkan diri dari perbuatan maksiat.[5]

E.     Catatan Akhir
Dari uraian di Atas dapat disimpulkan bahwa Zikir berasal dari kata ذكر-يذكر-ذكرا, yang artinya menyebut, mengingat, memerhatikan, menuturkan, menjaga, mengambil pelajaran, mengenal, dan mengerti. Dzikrullah dapat mencakup penyebutan nama Allah atau ingatan menyangkut sifat-sifat atau perbuatan Allah, surga atau neraka-Nya, rahmat dan siksa-Nya, perintah dan larangan-Nya, wahyu dan segala yang dikaitkan dengan-Nya.
Zikir terbagi menjadi beberapa macam yaitu: Zikir lisany (zikir lidah) yaitu menyebut nama Allah dengan lidah. Zikir Qalby (zikir hati) yaitu menyebut nama Allah dengan hati. Zikir Aqly (zikir pikir) yaitu memikirkan arti, makna, dan maksud, yang terkandung dalam kalimat-kalimat zikir. Zikir Ruhy (zikir roh) yaitu kembalinya roh terhadap fitrah atau asal kejadiannya saat berada dalam arwah.
Hikmah zikir antara lain: Berzikir kepada Allah dapat menghilangkan rasa cemas, takut, was-was dan putus asa. hilangnya perasaan iri hati, dendam, dan dengki, sombong, angkuh, dan takabur terhadap sesama manusia. memandang ringan segala macam kelezatan duniawi. timbul perasaan kagum dan cinta kepada Allah melebihi segalanya. dipermudahlah dalam segala urusannya. Selalu melakukan segala kebaikan yang diperintahkan Allah serta menghindarkan diri dari perbuatan maksiat.









DAFTAR PUSTAKA
Nasution Bangun Ahmad, Siregar Hanum Rayani, Akhlaq Tasawuf (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada: 2015)
Bukhori Baidi, Zikir Al-Asma’ Al-Husna (Semarang: Syiar Media Publishing: 2008)
Al-Ghamidi Dziyab, Zikir Sesudah Shalat (Jakarta: Republika Penerbit: 2011)



[1] http://santikaiis0909.blogspot.co.id/2016/01/makalah-tentang-dzikir-dan-doa.html
[2] Ahmad Bangun Nasution, Rayani Hanum Siregar, Akhlaq Tasawuf (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada: 2015) Hlm. 76

[3] Ahmad Bangun Nasution, Rayani Hanum Siregar, Akhlaq Tasawuf (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada: 2015) Hlm. 76-77
[4] Dziyab Al-Ghamidi, Zikir Sesudah Shalat (Jakarta: Republika Penerbit: 2011) Hlm. 14
[5] Baidi Bukhori, Zikir Al-Asma’ Al-Husna (Semarang: Syiar Media Publishing: 2008) Hlm. 56-57

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

kumpulan makalah afif

Popular Posts

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Kumpulan Artikel dan Makalah Belajar Lebih Dalam Tentang Islam | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com