KEUTAMAAN
ZIKIR
Moh.
Sholeh Afif
(Fakultas
Ushuluddin UIN Walisongo Semarang)
Abstract: This
article discusses the notion of zikr, the kinds of remembrance, the virtue of
zikr and the wisdom of remembrance. Zikir is remembrance of Allah with the aim
of getting closer to Allah SWT. One way is to pronounce with oral or heart
sentences that are good for Allah. Zikir is highly recommended by the apostle
because it has many virtues and wisdom, one of the wisdom is to get closer to
Allah so that he will avoid bad deeds, and will always carry out his orders and
stay away from any restrictions.
Keywords:
Zikir,
Prayer, Tasawuf, Sholehafif, Asma’ul Husna.
Abstrak:
Artikel ini membahas tentang pengertian zikir, macam-macam zikir, keutamaan
zikir dan hikmah zikir. Zikir adalah mengingat Allah dengan tujuan mendekatkan
diri kepada Allah Swt. Salah satu caranya yaitu dengan mengucapkan dengan lisan
atau hati kalimat-kalimat yang baik bagi Allah. Zikir sangat dianjurkan oleh
rasul karena mempunyai banyak keutamaan dan hikmah, salah satu hikmahnya ialah
dapat mendekatkan diri kepada Allah sehingga ia akan terhindar dari perbuatan
tidak baik, dan akan selalu melaksanakan perintahnya serta menjauhi segala
larangannya.
Kata-kata
Kunci: Zikir, Do’a, Tasawuf, Sholehafif, Asma’ul
Husna.
A.
Pendahuluan
Kata "zikir" menurut bahasa
artinya ingat. Sedangkan zikir menurut pengertia syariat adalah mengingat Allah
SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk
berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaranNya
sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.Seperti firman
Allah sbb: "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab : 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidak
sesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC.
Peranan zikir dan do’a dalam
kehidupan umat beragama Islam sangat penting. Berdzikir dan berdo’a dimaksudkan
sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah SWT. Berdzikir tidaklah sekedar
melafalkan wirid-wirid, demikian juga dengan berdo’a tidaklah sekedar
mengaminkan do’a yang dibaca oleh imam. Karena esensi dzikir dan do’a adalah
menghayati apa yang kita ucapkan dan apa yang kita hajati. Zikir juga meliputi
Do’a dan sembahyang (shalat) yang merupakan satu pengertian bentuk komunikasi
antara manusia dengan Tuhannya. Zikir merupakan ibadah
verbal ritual, yang tidak terikat dengan waktu, tempat atau keadaan, dan jika
manusia menyibukan diri untuk melakukannya, zikir menghasilkan pengetahuan dan
penglihatan dalam dirinya, karena zikir dalam konteks dasarnya masuk dalam
kategori verbal. Ia mencakup semua kata sederhana atau gabungan yang mengandung
nama Tuhan, baik secara eksplisit ataupun implisit.[1]
B.
Pengertian Zikir
Zikir berasal dari kata ذكر-يذكر-ذكرا, yang artinya menyebut, mengingat,
memerhatikan, menuturkan, menjaga, mengambil pelajaran, mengenal, dan mengerti.
Kata Zikir pada mulanya memiliki arti “mengucapkan dengan lidah atau menyebut
sesuatu. Maka ini kemudian berkembang menjadi mengingat”. Karena mengingat
sesuatu sering kali mengantar lidah menyebutnya. Demikian juga menyebut
menyebut dengan lidah dapat mengantarkan hati untuk mengingat lebih banyak lagi
apa yang harus disebut-sebut itu, disebut sifat, perbuatan, atau peristiwa yang
berkaitan dengannya.
Dzikrullah dapat mencakup penyebutan
nama Allah atau ingatan menyangkut sifat-sifat atau perbuatan Allah, surga atau
neraka-Nya, rahmat dan siksa-Nya, perintah dan larangan-Nya, wahyu dan segala
yang dikaitkan dengan-Nya. Biasanya perilaku Zikir diperlakukan orang hanya
dalam bentuk renungan, yang sebenarnya Zikir itu bersifat implementatifdalam
variasi yang aktif dan kreatif.
Berikut adalah ayat Al-Qur’an yang
dapat dijadikan sebagai sebagai dalil disyariatkannya Zikir:
فَاذْكُرُوْنِيْ
اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْالِيْ وَلَاتَكْفُرُوْنِ
”Karena itu, ingatkah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu.” (QS Al-Baqarah:152).[2]
C.
Macam-macam Zikir
Zikir terbagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut :
a.
Zikir lisany (zikir lidah)
yaitu menyebut nama Allah dengan lidah, bunyinya berupa kalimat subhanallah,
alhamdulillah, shalawat, istighfar dan asma’ul husna. Zikir ini ada yang
menyebut zikir Syari’at, dan zikir ini poin pahalanya paling rendah
dibandingkan dengan macan zikir yang lain.
b.
Zikir Qalby (zikir hati)
yaitu menyebut nama Allah dengan hati kalimat tasbih, tahil, takbir, tahmid,
taqdis, hauqolah, tarji’, istighfar. Zikir jenis ini poin pahalanya lebih
banyak 70kali lipatatu lebih dibandingkan zikir lisan, karena zikir qalby tidak
diketahui oleh orang lain sehingga keikhlasannya dapat lebih terjaga. Zikir ini
juga disebut zikir tarikat (jalan untuk mencapai tingakatan zikir berikutnya).
c.
Zikir Aqly (zikir pikir)
yaitu memikirkan arti, makna, dan maksud, yang terkandung dalam kalimat-kalimat
zikir. Zikir ini disebut juga tafakur (memikirkan) dan tadabur (merenungkan)
yaitu merenungkan keesaan dan kekuasaan Allah sebagaimana yang tersurat dalam
kalimat zikir yang diucapkan.
d.
Zikir Ruhy (zikir roh) yaitu
kembalinya roh terhadap fitrah atau asal kejadiannya saat berada dalam arwah,
menyaksikan dan membuktikan wujudnya Tuhan secara langsung tanpa perantara.
Zikir ini disebut juga zikir makrifat, dan ini tingkatan zikir tertinggi.[3]
D.
Keutamaan dan
Hikmah Zikir
Zikir disamping sebagai sarana
penghubung dengan sang khalik (pencipta) juga mengandung nilai dan daya
guna yang tinggi. Ada banyak keutamaan dan hikmah yang terkandung dalam zikir.
Dari abu Hurairah ra. Berkata,
“Rasulullah Saw bersabda, ‘Dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat
timbangannya dan disenangi oleh Allah Swt yaitu : Subhanallah wa bihamdihi
sybhanallahal azhim (Maha suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha suci
Allah Yang Maha agung).”’ (HR. Muttafaq Alaih).[4]
Hikmah zikir antara lain:
a.
Berzikir kepada Allah akan
menimbulkan perasaan dekat kepada Allah dan merasa berada dalam perlindungan
dan penjagaannya, juga dapat menghilangkan rasa cemas, takut, was-was dan putus
asa.
b.
Berzikir kepada Allah akan
meningkatkan keyakinan kepada kebesaran dan kemahakuasaan-Nya, tidak ada yang
lebih berkuasa dalam kehidupan kecuali Allah, maka dengan sendirinya hilanglah
perasaan sombong, angkuh, dan takabur terhadap sesama manusia.
c.
Berzikir kepada Allah akan menimbulkan
perasaan ikhlas dan ridha kepada Allah, sehingga hilanglah perasaan iri hati,
dendam, dan dengki.
d.
Berzikir kepada Allah akan merasakan
kenikmatan dan kenyamanan dalam diri seseorang, sehingga membuatnya memandang
ringan segala macam kelezatan duniawi yang sejatinya bersifat fana’.
e.
Banyak berzikir (mengingat Allah)
berarti seseorang merasakan, bahwa Allah juga mengingatnya, sehingga timbul
perasaan kagum dan cinta kepada Allah melebihi segalanya. Karena dekat dengan
Allah maka dipermudahlah dalam segala urusannya.
f.
Banyak berzikir (mengingat Allah)
berarti banyak mengenang/menghayati kekuatan-kekuatan yang dimiliki Allah,
sehingga timbul perasaan takut untuk melakukan perbuatan yang menimbulkan dosa
dan akan melakukan segala kebaikan yang diperintahkan Allah serta menghindarkan
diri dari perbuatan maksiat.[5]
E.
Catatan Akhir
Dari uraian di Atas dapat
disimpulkan bahwa Zikir berasal dari kata ذكر-يذكر-ذكرا,
yang artinya menyebut, mengingat, memerhatikan, menuturkan, menjaga, mengambil
pelajaran, mengenal, dan mengerti. Dzikrullah dapat mencakup penyebutan nama
Allah atau ingatan menyangkut sifat-sifat atau perbuatan Allah, surga atau
neraka-Nya, rahmat dan siksa-Nya, perintah dan larangan-Nya, wahyu dan segala
yang dikaitkan dengan-Nya.
Zikir terbagi menjadi beberapa macam
yaitu: Zikir lisany (zikir lidah) yaitu menyebut nama Allah dengan
lidah. Zikir Qalby (zikir hati) yaitu menyebut nama Allah dengan hati. Zikir
Aqly (zikir pikir) yaitu memikirkan arti, makna, dan maksud, yang
terkandung dalam kalimat-kalimat zikir. Zikir Ruhy (zikir roh) yaitu
kembalinya roh terhadap fitrah atau asal kejadiannya saat berada dalam arwah.
Hikmah zikir antara lain: Berzikir
kepada Allah dapat menghilangkan rasa cemas, takut, was-was dan putus asa.
hilangnya perasaan iri hati, dendam, dan dengki, sombong, angkuh, dan takabur
terhadap sesama manusia. memandang ringan segala macam kelezatan duniawi. timbul
perasaan kagum dan cinta kepada Allah melebihi segalanya. dipermudahlah dalam
segala urusannya. Selalu melakukan segala kebaikan yang diperintahkan Allah serta
menghindarkan diri dari perbuatan maksiat.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution Bangun Ahmad, Siregar Hanum Rayani, Akhlaq Tasawuf (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada: 2015)
Bukhori Baidi, Zikir Al-Asma’ Al-Husna (Semarang: Syiar
Media Publishing: 2008)
Al-Ghamidi Dziyab, Zikir Sesudah Shalat (Jakarta: Republika
Penerbit: 2011)
http://santikaiis0909.blogspot.co.id/2016/01/makalah-tentang-dzikir-dan-doa.html (dikutip tanggal 04-06-17)
[1]
http://santikaiis0909.blogspot.co.id/2016/01/makalah-tentang-dzikir-dan-doa.html
[2] Ahmad Bangun Nasution, Rayani Hanum Siregar, Akhlaq Tasawuf (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada: 2015) Hlm. 76
[3] Ahmad Bangun
Nasution, Rayani Hanum Siregar, Akhlaq Tasawuf (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada: 2015) Hlm. 76-77
[5]
Baidi Bukhori, Zikir Al-Asma’ Al-Husna (Semarang: Syiar
Media Publishing: 2008) Hlm. 56-57
0 comments:
Post a Comment