HATI MENGANDUNG
PENYAKIT
Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas
Mata kuliah : Tasawuf II
Dosen Pengampu : Ibu
Arikhah M. Ag.
Disusun oleh:
Moh. Sholeh Afif (1604046012)
JURUSAN TASAWUF DAN
PSIKOTERAPI
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hati secara jasmani adalah suatu
organ manusia yang terletak di dada sebelah kiri. Sedangkan Hati secara rohani
merupakan hati yang berada dalam jiwa manusia
dan berfungsi sebagai pusat perasaan. Biasanya secara spontanitas
seseorang akan otomatis mengelus dadanya jika mengalami sesuatu yang
berhubungan dengan perasaan.Inilah yang menunjukkan bahwa hati sebagai pusat
perasaan dan terletak di dada manusia.
Perbedaan penyakit hati secara
jasmani dan rohani adalah kalau secara jasmani dapat dirasakan sendiri, tetapi
kalau secara rohani orang lain lah yang mengetahui penyakit hati tersebut.
Dalam makalah ini yang berjudul Hati Mengandung Penyakit akan
dijelaskan secara detail tentang penyakit hati, penyakit disini bukan penyakit
secara jasmani seperti liver dan sebagainya, akan tetapi penyakit disini
penyakit rohani, seperti sombong, iri, dan lain-lain.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Hati ?
2.
Bagaimana Hati Mengandung Penyakit ?
3.
Bagaimana Cara Mengobati Penyakit
Hati ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hati
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) Hati adalah alat organ badan yang berwana kemerah-merahan dibagian
kanan atas rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam
darah dan menghasilkan empedu. Hati juga dapat diartikan sesuatu yang ada
didalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan
tempat menyimpan pengertian (perasaan dsb).
Kata Hati atau Qalb ((القلب
berasal dari bahasa Arab yang berarti membalik. Hal ini dikarenakan keadaan
hati manusia seringkali berbolak-balik, terkadang susah, terkadang bahagia,
sesekali setuju bahkan menolak.[1]
Dimensi insaniah psikis manusia yang
lain adalah Hati atau qalb, ia adalah bentuk masdar (kata benda
dasar) dari kata qalabaI yang berarti berubah, berpindah, atau berbalik.
Sedangkan dalam pengertian psikis, Hati adalah suatu keadaan rohaniah yang
selalu bolak-balik dalam menentukan suatu ketetapan.[2]
B.
Hati Mengandung
Penyakit
Hati menduduki posisi sentral dalam
kehidupan manusia, tidak saja karena hati menjadi hakim dalam menentukan
berbagai aktivitas setelah terlebih dahulu mendapatkan berbagai alternatif yang
diinformasikan oleh kecerdasan nalar rasionaltas otak tetapi juga karena hati
menjadi tolak ukur dalam mengukur sehat tidaknya kondisi jiwa seseorang.
Apabila hati secara rohani berada dalam kondisi sakit tak tertahankan, maka
kondisi tersebut berpengaruh kepada kondisi fisik secara lahiriah. Seseorang
yang memiliki penyakit hati tidak dapat mengetahui penyakitnya sendiri walaupun
dengan alat medis canggih sekalipun. Penyakit hati susah untuk diobati dan akan
mendapatkan siksa di akhirat kelak.[3]
Setiap organ tubuh manusia memiliki
pasti pernah mengalami penyakit, salah satu contohnya adalah hati. Jika
seseorang tidak kuat secara iman dan mental maka hatinya akan mudah terkena
penyakit. Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit hati :
1.
Ujub, secara bahasa, membanggakan diri (al-ijab) yaitu mengagumkan dan
menganggap baik atau dibuat kagum akan hal itu. Secara istilah berarti
membanggakan diri dengan segala sesuatu yang muncul dari dirinya baik ucapan
maupun perbuatan, sambil tidak membandingkan dengan orang lain.
2.
Al-Ghurur, secara bahasa kata al-ghurur berarti terpedaya oleh diri sendiri.
Secara istilah berarti seseorang yang berjuang di jalan Allah merasa bangga
terhadap dirinya sendiri sampai meremehkan dan menyepelekan segala sesuatu yang
dilakukan orang lain, tetapi tidak menghina pribadi orang tersebut.
3.
Al-Takabbur, secara bahasa berarti merasa besar atau menunjukan kebesaran.
Secara istilah berarti menunjukkan kebanggaan pada diri sendiri dengan
melecehkan pribadi orang lain dan tidak mau menerima kebenaran yang datang dari
mereka.
4.
Riya, secara bahasa berasal dari kata Ru’yah berarti
memperlihatkan. Secara istilah berarti usaha seseorang untuk menampakkan
amal-amal baiknya agar diketahui oleh orang lain dengan tujuan agar mendapatkan
tempat dan kedudukan yang baik disisi mereka atau karena untuk mendapatkan
keuntungan duniawi dari mereka.[4]
C.
Cara Mengobati
Penyakit Hati
Banyak faktor yang mempengaruhi
penyakit hati, sebagai contoh adalah faktor lingkungan, pergaulan, kurang
mengenal Allah Swt, dan lain-lain. Faktor terbesar yang mempengaruhi penyakit
hati ialah kurang mengenal Allah Swt, seseorang yang mental dan imannya kuat,
sehebat apapun cobaanya akan tegar dan tabah dalam menjalankan cobaan tersebut.
Apabila hati sudah terkena penyakit
maka perlu diobati, Menurut Syaikh Ibrahim al-Khawas, obat hati ada lima macam,
yaitu:
1.
Membaca Al-Qur’an dengan
mengangan-angan maknanya.
2.
Perut harus dikosongkan yang artinya
berpuasa.
3.
Melakukan shalat malam.
4.
Merendah, tafakur atau berdzikir
disaat seperempat malam akhir, yaitu waktu sahur.
5.
Harus selalu bergaul dengan
orang-orang shalih.[5]
Sedangkan menurut buku yang berjudul
Mengobati 7 Penyakit Hati karangan Sayyid Muhammad Nuh, cara mengobati hati
adalah sebagai berikut :
1.
Selalu mengingat Allah Swt.
2.
Menghadiri majelis-majelis ilmu.
3.
Menerima dengan ikhlas kritik dan
saran orang lain.
4.
Berdo’a dan memohon pertolongan
Allah Swt.
5.
Menjalankan perintah dan menjauhi
hal yang buruk yaitu hal yang dilarang Allah.
6.
Bergaul dengan orang yang baik.
7.
Introspeksi diri dan memperbaiki
diri dengan menjalankan rutinitas yang positif dan meninggalkan hal yang
bersifat negatif.
8.
Berpikir ke depan sebelum melakukan
sesuatu, apakah nantinya yang kita lakukan berdampak baik atau buruk.
9.
Menjauhi perkara yang shubhat.
10.
Mengontrol nafsu dan syahwat.[6]
Dalam rangka pengobatan hati yang
sedang sakit, HAMKA membarikan arahan agar seseorang melakukan 4 hal, yaitu :
1.
Shajaah, yaitu berani melakukan kebenaran dan takut melakukan kesalahan.
2.
Iffah, yaitu pandai menjaga kehormatan batin.
3.
Hikmah, yaitu tahu rahasia dari pengalaman kehidupan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hati adalah salah satu organ tubuh manusia yang terletak dibagian
kanan atas rongga perut, hati juga dapat diartikan sebagai perasaan atau hal
yang bersifat kerohanian. Setiap manusia pernah memiliki penyakit
hati dan penyakit tersebut hanya dapat diketahui oleh orang lain, maka dari itu
kita diharuskan untuk menerima kritik dan saran dari orang lain, karena itu
dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang yang lebih baik. Contoh penyakit
hati ada sombong, riya, ujub, dll. Dan cara mengobatinya adalah dengan mendekatkan
diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Karena sejatinya semua yang diperintahkan Allah itu baik, dan ada
manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sayyid Muhammad Nuh, Mengobati 7
Penyakit Hati, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004)
·
Moh. Saifullah Al-Aziz S., Cahaya
Penerang Hati, (Surabaya: Terbit Terang, 2004)
·
M. Hasyim Syamhudi, Akhlak-Tasawuf,
(Malang: Madani Media: 2015)
·
M. Quraisy Shihab, Wawasan
al-Qur’an (tafsir tematik atas berbagai persoalan umat), (Bandung: PT.
Mizan Pustaka), 2007
·
Hj. Sri Purwaningsih, M.Ag, Hati
Nurani Adi Personal dalam Al-Qur’an
[1]M. Quraisy
Shihab, Wawasan al-Qur’an (tafsir tematik atas berbagai persoalan umat),
(Bandung: PT. Mizan Pustaka), 2007, hal. 381.
[2] Hj. Sri
Purwaningsih, M.Ag, Hati Nurani Adi Personal dalam Al-Qur’an
[3] M. Hasyim
Syamhudi, Akhlak-Tasawuf, (Malang: Madani Media: 2015). Hlm. 144
[4]
Sayyid Muhammad Nuh, Mengobati 7 Penyakit Hati, (Bandung: PT Mizan Pustaka,
2004), hlm. 13-73
[5] Moh. Saifullah
Al-Aziz S., Cahaya Penerang Hati, (Surabaya: Terbit Terang, 2004), hlm. 285-286
[6] Sayyid
Muhammad Nuh, Mengobati 7 Penyakit Hati, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004),
hlm. 26-95
No comments:
Post a Comment